LAPORAN
PRAKTIKUM
GENETIKA
PERCOBAAN
I
IMITASI PERBANDINGAN GENETIS
NAMA : SYAHRIL
NIM :
H41112261
KELOMPOK : VII (TUJUH) A
HARI/TANGGAL
PERCOBAAN : SELASA, 5
MARET 2013
ASISTEN :
FATIMAH
KUSUMA
LABORATORIUM GENETIKA
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1.
Latar belakang
Makhluk hidup yang ada di muka bumi ini sangat beragam.
Setiap jenis makhluk hidup mempunyai sifat dan ciri tersendiri sehingga dapat
membedakannya antara yang satu dengan yang lainnya. Sifat atau ciri yang
dimiliki oleh setiap makhluk hidup ada yang dapat diturunkan dan ada pula yang
tidak dapat diturunkan. Dalam pewarisan sifat dari generasi ke generasi
berikutnya mengikuti pola tertentu yang khas bagi setiap makhluk hidu.
Pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya disebut hereditas. Cabang
biologi yang khusus mempelajari tentang hereditas adalah genetika.
Tokoh yang sangat berjasa dalam
menemukan hukum-hukum genetika adalah Gregor Johann Mendel (1822 – 1884) dari
Austria. Beliau lahir tanggal 22 Juli 1822. Karena jasanya itu beliau dijuluki
sebagai Bapak Genetika (Elvita, dkk., 2008).
Genetika berasal dari kata genos yang artinya suku
bangsa asal- usul atau asal mula kejadian; dibentuk dari bahasa yunani genno yag berarti “melahirkan” ;
adaptasi dari bahasa inggris genetics dipinjam
dari bahasa belanda genetic, ilmu
genetika adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari seluk beluk dan mekanisme
pewarisan sifat berupa sifat keturunan atau hereditas yang diwariskan dari
generasi ke generasi serta variasi yang mungkin timbul didalamnya. Unit
hereditas yang dipindahkan dari satu generasi ke generasi berikutnya disebut gen.
Gen berperan penting dalam menentukan bentuk tubuh, struktur sel dan jaringan,
dan aktivitas fisiologis. Selain oleh gen, bentuk dan sifat tubuh mahluk hidup
juga dipengaruhi oleh lingkungannya (Elvita, dkk., 2008).
Genetika
juga sangat bermanfaat bagi kehidupan seperti :
1. Sebagai
ilmu pengetahuan dasar genetika dengan konsep-konsep didalamnya dapat
berinteraksi dengan berbagai bidang lain untuk memberikan kontribusi
terapannya.
2. Pertanian
sebagai seleksi bibit unggul (tanaman, ternak), teknik-teknik khusus pemuliaan
seperti kultur jaringan, beberapa produk pertanian (pangan) berasal dari
organisme hasil rekayasa genetika telah dipasarkan cukup luas.
3. Kesehatan
sebagai pendiaknosa kelainan pranatal contohnya penyakit fenilketonuria.
4. Industri
farmasi yaitu produksi biomolekul penting seperti insulin, interferon, dan
beberapa hormon pertumbuhan melalui teknik rekayasa genetik.
5. Hukum
sebagai penguji golongan darah dan penguji DNA dengan membandingkan pola
restriksi molekul DNA.
6. Kemasyarakatan
dan kemanusiaan yaitu dengan gerakan yang berupaya untuk memperbaiki kualitas
genetik manusia.
I.2. Tujuan percobaan
Tujuan dari praktikum
ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang kemungkinan gen-gen yang dibawa
oleh gamet-gamet tertentu dan akan bertemu secara acak atau random.
I.3.
Waktu dan Tempat Percobaan
Percobaan Imitasi Perbandingan Genetis dilakukan pada hari Selasa, 5 maret 2013 pukul 14.30-17.30 WITA, bertempat di
Laboratorium Genetika
Dasar lantai 1, Jurusan Biologi/Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Abad ke-2 ditandai
dengan ditandai dengan perkembangan
di bidang molekuler dengan ditemukannya teknik
manipulasi genetik
atau lebih dikenal dengan istilah rekayasa genetik pada organisme yang berkembang biak secara seksual, melalui pembelahan
miosis dibentuk gamet yang haploid (n) yang jumlah kromosom dalam sel kelamin
hanya setengah dari sel somatik. Reduksi ini penting untuk mempertahankan tetapnya
jumlah kromosom individu (Sumastri, 2005).
Setiap jenis hewan atau manusia mempunyai jumblah
kromosom yang tetap dan spesifik. Jumblah kromosom dalam sel somatik manusia
adalah 23 pasang, pada tikus 20 pasang, pada Drosophila hanya 4 pasang, jagung 10 pasang. Kromosom sel somatik
berpasang-pasang, kecuali kromosom seks tidak berpasangan. Karena kromosom ini
berpasangan dikatakan sel somatis ini mempunyai kromosom yang diploid (Sumastri,
2005).
Dalam sel, molekul DNA membentuk lingkaran yang berlipat
yang disebut kromosom. Pada sel eukariota, kromosom ini berenang dalam
sitoplasma dan berikatan dengan sejenis protein yang disebut histon. Pada sel
prokariota biasanya hanya terdiri atas satu kromosom dan beberapa lingkaran DNA kecil disebut kromosom ekstra. Kromosom ekstra
ini bervariasi dalam ukuran maupun jumlahnya pada setiap organisme. Pada sel
eukariota kromosom berada dalam inti yang dibungkus oleh membrane dan
dikelilingi oleh endoplasmik retikulum (suryadi, 2005).
Seorang biarawan dari
Austria, bernama Gregor Johann Mendel, menjelang akhir abad ke-19 melakukan
serangkaian percobaan persilangan pada kacang ercis Pisum sativum. Mendel menyilangkan tanaman kacang Ercis yang tinggi
dengan yang pendek, sehingga mendapatkan tanaman yang semuanya tinggi.
Selanjutnya tanaman tinggi hasil persilangan dibiarkan menyerbuk sendiri.
Ternyata keturunannya memperlihatkan nisbah (perbandingan) tanaman tinggi
terhadap tanaman pendek sebesar 3:1 (Susanto, 2011).
Keuntungan dari
penggunaan ercis adalah waktu generasinya yang pendek dan jumlah keturunan yang
banyak dari setiap perkawinan. Selain itu, Mendel juga dapat mengontrol
perkawinan antar tanaman dengan ketat. Organ-organ reproduksi tanaman ercis
terletak pada bunganya, dan setiap bunga ercis memiliki organ penghasil polen
(Stamen atau benang sari) sekaligus organ pengandung sel telur (Karpel atau
putik) (Campbell, dkk., 2010).
Jika diadakan
penyerbukan silang antara dua tanaman homozigot yang berbeda satu sifat missalnya bunga pukul empat Mirabilis jalaps berbunga merah yang disilangkan dengan yang berbunga putih, maka
terjadilah F1 yang berbunga jambon (Merah muda). F1 yang kita sebut monohibrida
ini bukan homozigot lagi, melainkan suatu heterozigot. Jika tanaman F1 ini kita
biarkan mengadakan penyerbukan sendiri, kemudian biji-biji yang dihasilkan itu
kita tumbuhkan, maka kita peroleh F2 yang berupa tanaman berbunga merah,
tanaman berbunga jambon dan tanaman berbunga putih, jumlah-jumlah mana
berbanding 1:2:1. Maka biji-biji F2 yang berbunga merah itu kiat tumbuhkan,
kita peroleh F3 yang berbunga merah. Demikian pula biji-biji dari F2 yang
berbunga putih , jika itu kita tumbuhkan kita peroleh F3 yang berbunga putih.
Sebaliknya
F2, yang berbunga jambon itu menghasilkan F3 yang terdiri atas tanaman berbunga
merah, tanaman berbunga jambon dan tanaman berbunga putih dalam perbandingan
1:2:1 lagi. Dalam hal ini maka warna jambon itu kita namakan warna intermediet
antara merah dan putih. Jadi F1 tersebut diatas merupakan suatu monohibrida
yang intermediet (Djidjosepoetro,
1974).
Suatu penjelasan yang mungkin diberikan
mengenai hereditas adalah hipotesis “pencampuran” suatu gagasan bahwa materi
genetik yang disumbangkan
kedua orang tua bercampur dengan cara didapatkannya warna hijau dari
pencampuran warna biru dan kuning. Hipotesis ini memprediksi bahwa dari
generasi ke generasi, populasi dengan perkawinan bebas akan memunculkan
populasi individu yang seragam. Namun demikian, pengamatan kita setiap hari,
dan hasil percobaan pengembangbiakan hewan dan tumbuhan , ternyata bertolak belakang dengan
prediksi tersebut. Hipotesis pencampuran juga gagal untuk menjelaskan fenomena
lain dari penurunan sifat , misalnya sifat – sifat yang melompati sebuah generasi
(Elvita dkk., 2008).
Mendel menemukan prinsip-prinsip dasar
tentang pewarisan sifat dengan cara membiakkan ercis kebun dalam
percobaan-percobaan yang dirancang secara hati-hati, dengan meneliti ercis yang
tersedia dalam banyak varietas, misalnya satu varietas memiliki bunga ungu,
sedangkan varietas yang lain memiliki bunga putih. Sifat terwariskan yang
berbeda-beda diantra individu, misalnya warna bunga, disebut karakter. Setiap
Varian untuk satu karakter, misalnya warna ungu atau putih untuk buanga, disebut
sifat (trait) (Campbell dkk., 2010 ).
Dalam suatu percobaan,jarang ditemukan
hasil yang tepat betul, karena selalu saja ada penyimpangan.Yang menjadi
masalah ialah berapa banyak penyimpangan yang masih bisa kita terima.Menurut
perhitungan para ahli statistik
tingkat kepercayaan itu adalah 5 % yang masih dianggap batas normal
penyimpangan. Untuk percobaan genetika sederhana biasanya dilakukan analisis
Chi-square (Nio, 1990).
Peluang menyangkut derajat kepastian
apakah suatu kejadian terjadi atau tidak. Dalam ilmu fenetika ilmu genetika,
segregasi dan rekombinasi gen juga didasarkan pada hokum peluang. Rasio
persilangan Heterozigot dalah 3:1 jika sifat tersebut diturunkan secara dominan
penuh. Jika
terjadi persilangan dan hasilnya tidak sesuai
dengan teori. Kita
dapat menguji penyimpangan ini dengan uji Chi-square degan rumus sebagai
berikut (Noor,
1996 ):
X
2 = ∑ (O.E)2/E
Dengan:
X2 = Chi Quadrat
O
= Nilai pengamatan
E
= Nilai harapan
∑
= Sigma ( Jumlah dari nilai-nilai)
Seringkali percobaan perkawinan yang
kita lakukan menghasilkan keturunan yang tidak sesuai dengan hukum Mendel.
Unjuk menguji hal ini digunakan tes X2
atau disebut juga dengan Chi square. Awalnya tes ini dinamakan test phi ( ƒ
).Untuk memudahkan mengingatnya dikatakan test X (Suryo, 1984).
Frekuensi gen merupakan pernyataan
metematis suatu gena yang tersebar dalam suatu populasi yang bereproduksi
secara seksual. Bagi suatu lokus genetik yang memiliki produk gena lebih dari
satu atau bersifat alelik,maka frekuensi gena tersebut juga frekuensi alel dari
lokus tersebut. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa untuk menghitung
frekuensi suatu gena atau frekuensi alel perlu diketahui dulu sebaran genotip
dalam populasi yangt diperiksa
(Sofro, 1992).
Teori kemungkinan merupakan dasar untuk
menentukan nisbah yang diharapkan dari tipe-tipe persilangan genotip yang
berbeda. Pengunaan teori ini memungkinkan kita untuk menduga kemungkinan
diperolehnya suatu hasil tertentu dari persilangan tersebut. Metode chi kuadrat
adalah cara yang tepat kita pakai untuk membandingkan data percobaan yang
diperoleh dari hasil persilangan dengan hasil yang diharapkan berdasarkan
hipotesis secara teotitis. Dengan cara ini seorang ahli genetika dapat
menentukan satu nilai kemungkinan untuk menguji hipotesis itu (Kusdianti, 1986).
Peristiwa yang mungkin terjadi adalah peristiwa
saling asing yaitu peristiwa yang tidak mungkin terjadi bersama-sama. Peristiwa gayut yaitu
peristiwa tidak mempengaruhi terjadinya peristiwa lain. Chi kuadrat adalah uji
nyata apakah data yang diperoleh benar minyimpang
dari nisbah yang diharapkan,tidak secara
betul.Perbandingan yang diharapkan berdasarkan pemisahan hipotesis berdasarkan
pemisahan alel secara bebas (Kusdianti, 1986).
Pada kenyataanya nisbah teoritis yang merupakan
peluang diperolehnya suatu hasil percobaan persilangan tidak selalu terpenuhi.
Penyimpangan (devisiasi) yang terjadi bukan sekedar modifikasi terhadap nisbah
Mendel seperti yang telah diuraikan di atas, melainkan sesuatu yang adakalanya
tidak dapat diterangkan secara teori (Susanto, 2011).
Untuk menentukan bahwa
hasil persilangan ini masih memenuhi nisbah teoritis ( 9:3:3:1) atau menyimpang dari
nisbah tersebut perlu dilakukan suatu pengujian secara statistika. Uji X2
(Chi-square test) atau ada yang menamakannya uji kecocokan (goodness of fit).
apabila x2h lebih kecil daripada x2t
dengan peluang tertentu (0,05), maka dikatakan bahwa hasil persilangan yang
diuji masih memenuhi nisbah Mendel. Sebaliknya, apabila X2h lebih
besar daripada X2t, maka dikatakan bahwa hasil
persilangan yang diuji tidak memenuhi nisbah Mendel pada nilai peluang tertentu
(biasanya 0,05) (Susanto, 2011).
Tujuan
dari uji Chi-square adalah untuk mengetahui/menguji perbedaan proporsi antara 2
atau lebih kelompok. Syaratnya yaitu Kelompok yang dibandingkan independen dan
Variabel yang dihubungkan katagorik dengan katagorik. Adapun kegunaanya yaitu
Ada tidaknya asosiasi antara 2 variabel (Independent test), Apakah suatu
kelompok homogen atau tidak
(Homogenity
test), dan Uji kenormalan data dengan melihat distribusi data (Goodness of fit test)
(Endista, 2008).
BAB
III
METODE
PERCOBAAN
III. 1 Alat dan Bahan
III.
1
Alat
Alat
yang digunakan dalam percobaan ini adalah dua kantung dan pulpen.
III.
2
Bahan
Bahan
yang digunakan adalah 20
biji genetic berbagai warna
III.
3
Prosedur percobaan
Adapun prosedur kerja
dalam percobaan ini adalah:
a. Mengambil
20 biji genetic dan memasukkanya pada 2
kantong, masing-masing kantong berisi 10 biji genetic.
b. Mengambil satu biji genetic dari
kantong kanan dengan tangan kanan dan satu biji genetic dari kantong kiri
dengan tangan kiri pada waktu bersamaan dan akan menghasilkan sebuah kombinasi
genetic.
c. Mencatat
hasil yang diperoleh, kemudian mengembalikan kombinasi biji genetic
itu ke kantong asalnya, dan Mengocok supaya tercampur kembali.
d.
Mengulangi pengambilan (biji genetik), sampai 16 kali dan membuat tabel dari
hasil percobaan yang anda lakukan.
IV.2 Pembahasan
Chi-square
test adalah metode untuk menguji kecocokan (goodness of fit). Tujuannya untuk
menguji perbedaan proporsi antara 2 atau lebih kelompok. Pada tabel diatas
dapat dilihat bahwa b hasil percobaan
dimasukkan kedalam kolom O sesuai dengan kelas fenotipnya masing-masing.
Untuk nilai E, dilakukan perhitungan
menurut proporsi tiap kelas fenotip. Nilai d (deviasi) adalah selisih antara O
dan E.
Pada kolom akhir nilai
d dikuadratkan dan dibagi dengan nilai E masing-masing, sehingga menghasilkan X2h.
Nilai X2 h pada tabel diatas adalah 1,777. Setelah itu
menentukan nilai derajat bebas(db) yaitu banyanya fenotip-1 (4-1=3). Karena
nilainya 3 maka terletak pada baris 3 pada tabel x2, pembanding
dilihat kolom peluang 0,05. Dengan demikian, nilai x2t
pada tabel tersebut adalah 7,815. Sehingga dapat dikatakan bahwa hasil
persilangan tersebut masih memenuhi nisbah Mendel oleh karena nilai x2h
(1,777) lebih kecil daripada nilai x2t (7,815) sesuai
dengan teori bahwa hasil persilangan ini
masih memenuhi nisbah teoretis ( 9:3:3:1) atau menyimpang dari nisbah tersebut
perlu dilakukan suatu pengujian secara statistika, yaitu dengan Uji X2 (Chi-square test)
atau ada yang menamakannya uji kecocokan (goodness of fit). apabila x2h
lebih kecil daripada x2t dengan peluang tertentu
(0,05), maka dikatakan bahwa hasil persilangan yang diuji masih memenuhi nisbah
Mendel. Sebaliknya, apabila X2h lebih besar daripada X2t,
maka dikatakan bahwa hasil persilangan yang diuji tidak memenuhi nisbah Mendel
pada nilai peluang tertentu (biasanya 0,05).
Dan pada percobaan ini dimana x2h lebih
kecil daripada x2t dengan peluang tertentu (0,05), maka
dikatakan bahwa hasil persilangan yang diuji masih memenuhi nisbah Mendel.
Penyimpangan
hokum mendel dapat terjadi karena adanya kodominansi, Gen letal dan interaksi
gen. kodominansi yaitu keadaan dalam heterizigot dimana dua anggota dari
sepasang alela menyokong fenotip, yang kemudian merupakan campuran dari
sifat-sifat fenotip yang dihasilkan olel salah satu keadaan homozigot. Gen
letal yaitu keadaan homozigotik menyebabkan matinya individu, gen resesip letal
Ichtiosis congenital ( bayi lahir
dengan kulit tebal dan banyak luka terutama di tempat-tempat lekukan). Dan
interaksi gen yaitu gen-gen komplementer dimana gen-gen yang berlainan tetapi
bila terdapat bersama-sama dalam genotip akan saling membantu dalam menentukan
fenotip. Contoh bisu-tuli.
BAB
V
PENUTUP
V.1
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan dari percobaan ini adalah benar bahwa ada kemungkinan gen-gen yang
bias dibawa oleh gamet-gamet tertentu bertemu secara acak atau random. Sesuai
dengan hasil percobaan Mendel dengan perbandingan 9 : 3 3 : 1 dan data yang
diperoleh tidak menyimpang terlalu jauh dari teori Mendel dimana diperoleh
perbandingan 8 : 2 : 3 : 3.
V.2
Saran
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell, N.A,Recce, J.B. 2010. Biologi
Edisi kedelapan jilid 1. Erlangga. Jakarta.
Didjosepoetro.1974. Pengantar
Genetika.
DeptDikBud.
Jakarta.
Elvita, asmi., dkk.2008. Genetika dasar. http:/ yayanakyar. files. wordpres.com /2009/01 /genetika-dasar
files-of drsmed.pdf. diakses pada tanggal 5 Maret 2013, Pukul 13.20 WITA,
Makassar.
Endista, Amiyella. 2008. Uji Chi-Square. http:/berandakami. file. wordpress.com /2008 /11/uji-chi-square
baru.pdf. diakses pada tanggal 5 Maret 2013, pukul 13.20 WITA, Makassar.
Kusdiarti, lilik. 1986. Genetika
Tumbuhan. UGM Press. Yogyakarta.
Nio, Tjan Kwiauw.1990. Genetika Dasar. ITB Press. Bandung.
Nio, Tjan Kwiauw.1990. Genetika Dasar. ITB Press. Bandung.
Noor, R.R,1996. Genetika
Ternak. Penebar swadaya. Jakarta.
Sofro, Abdul Salam.1992. Keanekaragaman Genetik. Andiofsel.Yogyakarta.
Sofro, Abdul Salam.1992. Keanekaragaman Genetik. Andiofsel.Yogyakarta.
Sumastri. 2005. Genetika.
http:/yayanakyar. files .wordpres. com / 2009/01/genetika files -of- drsmed.
pdf. diakses pada tanggal 5 Maret 2013, Pukul 13.20 WITA, Makassar.
Suryo. 1984. Genetika. UGM Press. Yogyakarta.
Susanto, Hery Agus.
2011. Genetika. Graham Ilmu.
Yogyakarta.



0 komentar:
Posting Komentar