Pages

Selasa, 21 Mei 2013

"KEANEKARAGAMAN JENIS DALAM KOMUNITAS"


LAPORAN  PRAKTIKUM
EKOLOGI UMUM

PERCOBAAN X
KEANEKARAGAMAN JENIS DALAM KOMUNITAS

NAMA                                   : SYAHRIL
NIM                                        : H41112261
KELOMPOK                        : VI (ENAM) A
HARI/TANGGAL                : KAMIS/ 18 APRIL 2013
ASISTEN                               : HASPIATI SOFIAN
                                                  NUR ONAYANTI



                                                                                                      





LABORATORIUM ILMU LINGKUNGAN DAN KELAUTAN
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013



BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Pendahuluan
            Keanekaragaman jenis merupakan karakteristik tingkatan dalam komunitas berdasarkan organisasi bilogisnya, yang dapat digunakan untuk menyatakan struktur komunitasnya. Suatu komunitas dikatakan mempunyai keanekaragaman yang tinggi jika komunitas tersebut disusun oleh banyak spesies dengan kelimpahan spesies sama dan hampir sama. Sebaliknya jka suatu komunitas disusun oleh sedikit spesies dan jika hanya sedikit spesies yang dominan maka keanekaragaman jenisnya rendah (Umar, 2013).
            Bentuk komunitas disuatu tempat ditentukan oleh keadaan dan sifat-sifat individu sebagai reaksi terhadap faktor lingkungan yang ada, dimana individu ini akan membentuk populasi didalam komunitas tersebut. Komunitas secara dramatis berbeda-beda dalam kekayaan spesiesnya (species richness), jumlah spesies yang mereka miliki. Mereka juga berbeda dalam hubungannya dalam kelimpahan relatif (relative abundance) spesies. Beberapa komunutas terdiri dari beberapa spesies yang umum dan beberapa spesies yang jarang, sementara yang lainnya mengandung jumlah spesies yang sama dengan jumlah spesies yang semuanya umum ditemukan. (Campbell, 2004).
            Para ahli ekologi bersepakat bahwa konsep keanekaragaman jenis dapat digunakan untuk mengukur stabilitas suatu komunitas (kemampuan komunitas untuk menjaga dirinya tetap stabil walaupun ada gangguan terhadap komponen-komponennya). Untuk mengetahui bagaimana cara menghitung dan menganalisis data dari keanekaragaman jenis suatu komunitas pada daerah/wilayah tertentu, maka dilkukanlah percobaan ini.
I.2 Tujuan Percobaan
            Tujuan dari percobaan ini adalah :
1.      Untuk mengetahui dan menentukan keanekaragaman jenis suatu komunitas dengan berdasarkan Indeks Simpson dan Indeks Shannon-Wiener.
2.      Melatih keterampilan mahasiswa dalam menerapkan teknik-teknik sampling organisme dan rumus-rumus sederhana dalam menghitung keanekaragaman jenis dalam suatu komunitas.
I.3. Waktu dan Tempat Percobaan
            Percobaan ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 18 April 2013 pukul 14.30-15.30 WITA, bertempat di Laboratorium Biologi Dasar, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

            Organisme yang hidup di suatu tempat, baik yang besar maupun yang kecil, tergabung dalam suatu persekutuan yang disebut komunitas biotik. Suatu komunitas biotik terikat sebagai suatu unit oleh saling ketergantungan anggota-anggotanya. Suatu komunitas adalah suatu unit fungsional dan mempunyai struktur yang pasti. Tetapi srtuktur ini sangat variabel, karena jenis-jenis komponennya dapat dipertukarkan menurut aktu dan ruang. Komunitas biotik terdiri atas kelompok kecil, yang anggota-anggotanya lebih akrab lagi satu sama lain, sehingga kelompok kecil itu merupakan unit ynag kohesif. Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan, mulai dari organisme tingkat rendah sampai organisme tingkat tinggi. Misalnya dari mahluk bersel satu hingga mahluk bersel banyak dan tingkat organisasi kehidupan individu sampai tingkat interaksi kompleks, misalnya dari spesies sampai ekosistem (Rososoedarmo, 1990).
            Keanekaragaman yang tinggi menunjukkan bahwa suatu komunitas memiliki kompleksitas yang tinggi. Komunitas yang tua dan stabil akan mempunyai keanekaragaman jenis yang tinggi. Sedangkan suatu komunitas yang sedang berkembang pada tingkat suksesi mempunyai jumlah jenis rendah daripada komunitas yang sudah mencapai klimaks. Komunitas yang memiliki keanekaragaman yang tinggi lebih tidak mudah terganggu oleh pengaruh lingkungan. Jadi dalam suatu komunitas dimana keanekaragamannya tinggi akan terjadi interaksi spesies yang melibatkan transfer energi, predasi, kompetisi dan niche yang lebih kompleks (Umar, 2013).
            Keanekaragaman alami atau keanekaragaman hayati, atau biodiversitas, adalah semua kehidupan di atas bumi ini—tumbuhan, hewan, jamur dan mikroorganisme serta berbagai materi genetik yang dikandungnya dan keanekaragaman sistem ekologi di mana mereka hidup. Termasuk didalamnya kelimpahan dan keanekaragaman genetik relatif dari organisme-organisme yang berasal dari semua habitat baik yang ada di darat, laut maupun sistem-sistem perairan lainnya. Keanekaragaman hayat lazim dianggap memiliki tiga tingkatan yang berbeda: keanekaragaman genetik, keanekaragaman spesies dan keanekaragaman ekosistem. Keanekaragaman genetik merujuk kepada berbagai macam informasi genetik yang terkandung di dalam setiap makhluk hidup. Keanekaragaman genetik terjadi di dalam dan di antara populasi-populasi spesies serta di antara spesies-spesies. Keanekaragaman spesies merujuk kepada keragaman spesies-spesies yang hidup. Keanekaragaman ekosistem berkaitan dengan keragaman habitat, komunitas biotik, dan proses-proses ekologis, serta keanekaragaman yang ada di dalam ekosistem-ekosistem dalam bentuk perbedaan-perbedaan habitat dan keragaman proses-proses ekologis (Henry,2007).
            Komunitas adalah kumpulan dari populasi-populasi yang terdiri dari species berbeda yang menempati daerah tertentu. komunitas dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk atau sifat struktur utama seperti species dominan, bentuk-bentuk hidup atau indikator-indikator, habitat fisik dari komunitas, dan sifatsifat atau tanda-tanda fungsional (Odum,1993).
            Populasi organisme terdapat di berbagai tempat seperti di kolam, danau, laut ataupun dihutan. Sekumpulan individu yang sejenis disebut dengan populasi. Individu berasal dari bahasa latin yang artinya tidak dapat dibagi. Jadi, Individu adalah kesatuan makhluk hidup yang tidak dapat dibagi. Contoh individu adalah seekor kucing, seekor ayam, seorang manusia. Antara satu populasi dengan populasi lainnya terjadi interaksi secara langsung maupun tidak langsung. Sekumpulan populasi dari dua atau lebih jenis yang berbeda yang terdapat di suatu tempat pada suatu waktu tertentu disebut komunitas  (Soerianegara,1988).
Secara garis besar komunitas dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu sebagai berikut  (Soerianegara,1988).
1.      Komunitas perairan terdiri atas populasi dari berbagai jenis organisme yang seluruh anggotanya hidup di dalam air, baik di air tawar, di payau, atau di air asin. Karakteristik biogeokimia lingkungan perairan mempengaruhi keragaman kehidupan jenis organisme penghuninya. Dalam komunitas perairan itu sendiri terdapat komunitas bentos yang terdiri atas hewan-hewan yang melekat pada dasar perairan, komunitas plankton yang merupakan organisme kecil yang terapung dan gerakannya tergantung arus, dan neuston yang anggotanya bergerak di permukaan air.
2.      Komunitas daratan terdiri atas populasi organisme yang seluruh hidupnya terdapat di atas daratan. Komunitas ini dapat dibedakan atas komunitas daratan berair, seperti hutan rawa, hutan magrove, dan habitat daratan kering. Setiap organisme hidup (biotik) di lingkungan atau di suatu daerah berinteraksi dengan faktor-faktor fisik dan kimia yang biasa disebut faktor biotik (yang tidak hidup). Faktor biotik dengan abiotik saling mempengaruhi atau saling mengadakan pertukaran material yang merupakansuatu sistem. Disebut sistem karena penyebaran organisme hidup di dalam lingkunagn tidak terjadi secara acak, menunjukkan suatu “keteraturan” sesuai dengan kebutuhan hidupnya. Setiap sistem yang demikian disebut ekosistem. Jadi komunitas dengan lingkungan fisiknya membentuk ekosistem.
Beberapa tipe lahan memiliki berbagai fungsi ekologis, terutama dalam menyimpan keanekaragaman hayati. Belukar merupakan lahan yang diberakan dan mengalami suksesi dengan masuknya jenis-jenis tumbuhan secara alami mulai dari komponen pionir hingga suksesi lanjut. Begitu juga dengan agroforest karet, proses pembuatan agroforest karet yang memiliki masa bera selama 8-10 tahun, mampu menumbuhkan jenis-jenis tumbuhan liar di sela-sela pohon karet. Beberapa penelitian yang dilakukan seperti penelitian Michon dan de Foresta (1995), menyatakan bahwa agroforest karet bisa menyerupai vegetasi hutan karena jenis tumbuhan selain karet dibiarkan hidup dan menampung jenis-jenis yang berasal dari hutan. Selain itu, keanekaragaman jenis anakan pohon di agroforest dapat mendekati keanekaragaman pohon di hutan. Beberapa tipe lahan yang memiliki (Soerianegara,1988).
Richards pada tahun 1996 memberikan definisi mengenai hutan hujan tropis sebagai hutan yang terletak di sepanjang garis khatulistiwa yang memiliki distribusi curah hujan yang merata di sepanjang tahun dan tidak mengalami pergantian musim. Hutan hujan tropis yang berada pada curah hujan yang melebihi 80 hingga 90 inci  setahun, kelembapan udara mencapai 80 persen dan suhu rata-rata 26 derajat Celsius, dapat dijumpai di Amazon dan Lembah Orinoco (Amerika Selatan), Afrika Tengah, Afrika Barat, Madagaskar, dan daerah Indo-Malay (Odum, 1993).
Belukar merupakan sebuah vegetasi yang terbentuk setelah adanya gangguan dengan tegakan pohon yang masih berukuran kecil dan rapat. Satu  bentuk hutan sekunder yang terbentuk setelah adanya gangguan total yang mencapai 90 persen. Belukar terbentuk karena adanya waktu bera atau waktu selama lahan ditinggalkan (Ningsih, 2009).
Hutan sekunder memiliki komposisi dan struktur vegetasi yang selalu berubah sejalan dengan umur lahan. Perubahan yang terarah pada komposisi dan struktur vegetasi tumbuhan dalam rentang waktu tertentu diartikan sebagai suksesi. Faktor yang memengaruhi suksesi yang terjadi pada belukar, yaitu keberadaan mekanisme regenerasi, keberadaan mikrohabitat untuk pertumbuhan vegetasi, dan keberadaan nutrisi dalam tanah untuk pertumbuhan vegetasi (Barbour, 1999).
Pada hutan sekunder berumur muda suksesi berada pada fase awal, tumbuhan yang tumbuh saling bersaing untuk mendapatkan sinar matahari yang banyak menyinari tajuk. Pada fase ini tumbuhan didominasi oleh jenis pionir yang memiliki ciri khas sebagai berikut: pertumbuhan yang cepat, memiliki ukuran biji yang kecil, percabangan sedikit, dan cepat berbunga. Jenis pionir kemudian akan mulai menghilang dan digantikan oleh lapisan pohon yang homogen. Jenis pohon yang terbentuk di fase tengah (middle) memiliki ukuran yang lebih tinggi dan hidup lebih lama. Setelah memasuki umur lebih dari 100 tahun, vegetasi telah memasuki fase klimaks yang ditandai dengan terbentuknya lapisan stratum pohon yang lebih banyak (Barbour, 1999).
Struktur vegetasi hutan hujan tropis yang telah berada pada periode klimaks memiliki stratum pohon lebih dari tiga lapisan. Selain kondisi lingkungan, perkembangan hutan sekunder juga bergantung kepada regenerasi tumbuhan yang dipengaruhi oleh letak hutan, ketersediaan biji di dalam tanah, dan penyebaran hewan. Faktor regenerasi tersebut akan sangat memengaruhi tahapan dan hasil suksesi yang berlangsung di hutan sekunder (Ningsih, 2009).
            Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampling line plot yang merupakan teknik pengukuran dan pengamatan yang dilakukan pada sepanjang jalur yang dibuat dengan diberi jarak antar petak ukur.





a
 

a
 
 



b
 
b


 
                                                                                        





c
 


c
 
 
                                10 meter


 
10 meter                                              10 meter






30 meter


Gambar 4. Skema penempatan transek dan petak- petak pengukran
pada analisa vegetasi


Keterangan :
A = Petak ukuran 10 m x 10 m : pengamatan fase pohon
B = Petak ukuran 5 m x 5 m : pengamatan fase pancang
C = petak ukuran 1m x1 m : pengamatan rumput      






BAB III
METODE PERCOBAAN

III.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum adalah patok 4 buah dengan ukuran panjang 1 meter, plot dengan ukuran 1x1 meter, tali 50 meter, dan meteran.
III.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum adalah area yang akan di amati tingkat keanekaragamannya.

III.3 Cara Kerja

            Cara kerja dari percobaan ini adalah :
1.      Pilihlah suatu areal yang akan diduga tingkat keanekaragamannya.
2.      Buatlah petak sampel dalam areal tersebut dan letakkan petak secara acak atau sistematis dengan ukuran yang sesuai dengan keadaan komunitas.
3.      Lakukanlah perhitungan jumlah individu dan jenis pada setiap petak sampel.
4.      Buatlah tabel hasil pengamatan komunitas tersebut agar memudahkan dalam pengolahan data.
5.      Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan Indeks Simpsin dan Shanon-Wiener.



DAFTAR PUSTAKA

Barbour, M.G. dkk., 1999. Terrestrial Plant Ecology. Third Edition. Addision Wesley Longman, Inc. California

Campbell, N.A. 2004. Biologi. Jilid 3. Jakarta. Erlangga.
Henry. 2007. Praktek Unggulan Program Pembangunan Berkelanjutan Untuk Industri Pertambangan. Department of Industry tourist and Resources. Australi.
Ningsih, H. 2009. Struktur komunitas pohon pada tipe lahan Yang dominan di desa lubuk  beringin, Kabupaten bungo. jambi.

Odum, E. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Gadjah Mada University press. Yogyakarta.
Resosoedarmo, S. 1990. Pengantar Ekologi. PT Remaja Rosdakarya. Jakarta.
Soerianegara , I. dkk., 1988 . Ekologi Hutan Indonesia. IPB. Bandung.
Umar, R. 2009. Penuntun Praktikum Ekologi Umum. Jurusan Biologi, Universitas Hasanuddin, Makassar.
                                                                                         

1 komentar:

Unknown mengatakan...

assalamualaikum
saya mizar mahasiswa unair, ingin menanyakan terkait pustaka (umar, 2013) pada pendahuluan, apakah saudara memiliki jurnal tersebut ? soalnya pada dapus anda tidak di lampirkan ... terima kasih
jika ada tolong kirimkan ke alamat email saya ya mas mizardesrialdi@gmail.com

Posting Komentar

 
Design Downloaded from free Blogger templates | free website templates | Seodesign.us.